Senin, 05 Juli 2021

Pahami Trading jangka pendek

Apa itu trading jangka pendek?



Pada tahun ini, pasar saham Indonesia terdampak dari pandemi Covid-19 di AS. Pada Maret lalu saja, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke level terendahnya di kisaran 3.900.

Dari posisi rendah tersebut membuat minat investor kian bertambah, menyebabkan investor pemula yang tadinya tidak 'mau' tahu tentang saham atau instrumen berisiko lainnya mendadak ingin tahu.

Trading jangka pendek memerlukan faktor keberuntungan, sedangkan trading jangka panjang tidak memerlukan faktor tersebut, hanya faktor kesabaran yang dapat membuahkan hasil yang lebih pasti.

Dari sekian banyaknya investor pemula, tak sedikit yang terjebak 'faktor keberuntungan', sehingga banyak dari mereka beranggapan bahwa jika trading jangka pendek tidak menghasilkan keuntungan, mereka berkomentar 'belum rejekinya'.

Jadi bisa dibilang, investasi di saham itu harus sabar, jangan 'grasak-grusuk', jangan jika harga sahamnya naik seketika atau berhasil menyentuh target price (TP) awalnya, langsung dijual, padahal bisa jadi dari TP awalnya tersebut, suatu saat bisa membentuk TP kedua, ketiga bahkan kesekian kalinya jika kita sabar.

Itulah mengapa trading jangka pendek (harian) tidak disarankan bagi investor pemula, karena jika ingin mendapatkan return dari trading secara harian, butuh skill khusus dan tentunya faktor 'bejo' yang kuat.

Jika anda investor pemula yang juga investor tipe risk averse, maka sebaiknya melakukan trading jangka panjang. Namun jika anda tipe investor yang risk taker, mungkin tidak apa-apa untuk dicoba trading hariannya, tetapi keputusan investasi, anda sendiri yang menentukan.

0 komentar:

Posting Komentar